TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl merasa kecewa lantaran posisinya sebagai pelatih kepala timnas U-23 yang diprioritaskan untuk mengikuti Sea Games, November mendatang, digantikan Rahmad Darmawan.
Riedl mengatakan, saat ini sebetulnya ia masih memiliki kontrak dengan BTN (Badan Tim Nasional) untuk memoles timnas U-23, selain juga menukangi timnas senior. Kontrak pelatih asal Austria tersebut sebenarnya akan berakhir hingga 2012 mendatang.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas) Kemenpora yang pada saat membekukan kepengurusan PSSI, langsung menunjuk Rahmad Darmawan menangani timnas U-23.
"Kami (Riedl dan BTN) membuat banyak perubahan rencana. Dari bulan Februari kami sudah memikirkan untuk menambah staf. Dan memang salah satunya coach Rahmad Darmawan. Lalu pemerintah atau Satlak Prima memutuskan sesuatu yang tidak bisa dipahami. Menunjuk Rahmad Darmawan sebagai pelatih U-23," ujar Alfred Riedl.
Riedl kemudian menyebut apa yang dilakukan pemerintah melalui Satlak Prima tersebut merupakan keputusan sepihak yang melanggar kontrak. Pelatih yang sukses memoles timnas hingga menjadi runner up AFC Cup 2010 tersebut sempat berpikir untuk menyudahi kontrak dengan Indonesia akibat persoalan tersebut.
"Saya punya kontrak. Dan jika seperti ini, sebenarnya saya bisa putus kontrak. Dari dulu saya memang hanya karyawan, dan saya bisa dipecat. Tetapi tidak mungkin Satlak Prima menunjuk satu pelatih lain, lalu saya dijadikan Technical Director. Saya tidak mau seperti itu. Ini mengejutkan. Apalagi mereka memutuskan tanpa berbicara dengan saya," ujar Alfred Riedl.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan beri komentar